Selasa, 6 Mac 2012

07 di kampar - Google Blog Search

07 di kampar - Google Blog Search


Berakhir pekan <b>di Kampar</b> ( 19 Februari 2012 ) | KURAZA&#39;s Weblog

Posted: 20 Feb 2012 09:25 PM PST

Akhir pekan ini, saya dan beberapa kawan  berkesempatan melepas penat di satu tempat bernama Tasik Tanjung putus, berlokasi di Buluh Cina kabupaten Kampar, lokasi nya tidak terlalu jauh dari kota Pekan baru, sekira 1 jam perjalanan, dengan kondisi jalan yang lumayan bagus dan tidak terlalu ramai.

Meniti batang

Meniti batang keseberang

Tidak susah menemukan desa Buluh Cina, sehubungan dengan kondisi jalan yang dapat di katakan mulus dan lurus lurus saja dari arah Pekanbaru, lebih kurang satu jam kemudian, kita akan menemukan gapura besar di sisi kanan jalan, menandakan desa wisata Buluh Cina.

Untuk dapat mencapai Tasik Tanjung putus, kita harus menyeberang sungai menggunakan perahu motor, sebagai satu satu nya  moda penyeberangan yang juga dapat mengangkut kendaraan roda dua. Tidak mahal per orang dikenakan Rp.2000 pp, dan pembayaran dapat dilakukan saat pulang.

Untuk mencapai lokasi yang di maksud pun cukup dengan berjalan kaki dari lokasi dermaga penyeberangan, karena jaraknya tidaklah terlalu jauh, sepanjang jalan kita akan menemui deretan rumah panggung warga yang beberapa di antara nya merupakan bangunan lama, tampak jelas dari arsitektur bangunan tersebut.

Akhir nya tiba juga dilokasi yang di maksud, satu kawasan hutan dengan beberapa anak sungai yang mengalir di sela sela nya, asri, satu kawasan alernatif pelepas lelah yang lumayan lah. Kenapa lumayan ? seperti biasa, beberapa kekurangan dari tempat tempat wisata yang pernah saya datangi di Indonesia, adalah perawatannya, buat nya gampang bahkan kadang biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, tapi perawatannya kacau galau, jadi miris melihatnya.

Selepas melepas lelah dan mengambil beberapa foto, kami putuskan untuk kembali ke seberang, mencari makan siang, dan melanjutkan perjalanan selanjutnya yaitu mengunjungi sungai hijau di  kota bangkinang, nama sebenar nya tidak ada yang tahu, namun orang orang menyebutnya demikian karena air sungai nya yang tampak kehijau hijauan.

Mengambil jalan  kembali kearah kota Pekanbaru, dari simpang garuda, sejurus melaju kearah kota bangkinang. Satu hal yang saya suka dengan kondisi jalan di riau adalah sebagian besar jalannya lurus dan bisa berpuluh puluh km panjangnya, memang dari segi kualitas dapat dikatakan mengenaskan, mengingat propinsi ini termasuk dalam daftar propinsi terkaya di Indonesia tapi berbanding terbalik dengan kondisi jalan raya nya.  Jam 4 sore, akhir nya kami tiba juga di sungai hijau, kira kira 10 dari kota bangkinang melewati komplek bangunan pemerintah kota, spot nya di maksud memang terlihat bagus, terlebih aliran sungai jernihnya yang tak berhenti memanggil setiap orang yang datang untuk terjun kedalamnya, termasuk kami para lelaki yang dengan sukses nya meluncur bebas, tidak dalam namun jernih dan segar.

Sungai hijau kecil

Kumpulan lumut hijau didalamnya yang tertambat berkelompok membuat sungai jernih ini tampak kehijau hijauan, ini mungkin asal muasal orang orang menyebut area ini sebagai sungai hijau.  Semakin sore semakin banyak warga sekitar berdatangan, ada yang memang rutin memanfaatkan aliran sungai tersebut untuk tempat mandi, ada juga yang seperti kami, pelancong lepas yang sesekali datang untuk ikut menikmati kehangatan aliran sungai tersebut.

2 Jam,tanpa terasa kami menikmati area ini dan selanjutnya kami putuskan untuk pulang dengan terlebih dahulu menikmati semangkuk bakso dan mie ayam di kota bangkinang.

Tidak perlu mahal dan jauh untuk melancong, jika memang tak punya banyak waktu dan biaya, spot spot menarik sekitar Pekanbaru bisa jadi alternative. Rajin rajin saja cari tahu lokasi lokasi alternative tersebut, karena beberapa diantara nya tidak begitu dikenal luas bahkan oleh warga sekitar sekalipun.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan